Tuesday, August 14, 2012

kala khayalan dinyatakan...

Ketika lapar melanda...saat tanggal sudah menua...pada akhirnya KHAYALAN saja yang ada dikepala...ketika perut sudah mulai kerontjongan...hanya ini yang bisa kulakukan perut ku sayang...

Sunday, August 12, 2012

mimi lan mintuno membuka kenangan

Sudah lama saya membaca buku ini sebenarnya, tapi mengingat cerita dibalik ketertarikan akan buku ini sungguh sangat berkesan buat saya untuk terus mengingatnya. Ketika melihat cover buku ini sepertinya memang tidak ada yg spesial, dan ketika saya baca judulnya pun serasa biasa-biasa saja, sepertinya hanya buku yang menceritakan kisah percintaan antara dua manusia. tapi setelah saya perhatikan dan amati dengan seksakma di cover itu terdapat tulisan Trafiking Perempuan Indonesia, hem...membuat saya penasaran dengan buku ini.

Mulai saya membalik buku ini untuk melihat sinopsisnya, dan saya pun mulai tertarik untuk membacanya. Hanya dengan membaca sinopsisnya saja bisa membuat penasaran dan tertarik dengan isi buku ini. Dan yang sangat membuat saya tertarik dengan buku ini adalah dengan munculnya settingnya yaitu di Gunungpati, Ungaran. Mengingat bahwa saya pernah merasakan tinggal di daerah ini.

Seperti membuka memori lama saya ketika dulu pernah merasakan suasana daerah Gunungpati, ketika tiap hari saya harus naik turun gunung ini untuk berangkat kerja...hehehehehe rasanya begitu dekat sekali dengan daerah itu, ketika mulai membaca halaman demi halaman dari buku ini. Mulai terbayang tiap sudut tempat-tempat yang pernah saya lewati, karena memang sungguh kuat sang penulis Remy Sylado dalam menggambarkan susasana dan settingnya...wow sepertinya saya ingin mengulangi lagi petualangan saya di tempat itu, dan melihat secara langsung tempat-tempat dimana Indayati dan Petrus dua tokoh dalam buku ini menjadi sorotan utamanya.

Dalam buku ini pula saya teringat logat gaya bahasa yang telah lama saya dengar ketika hidup bersama teman-teman dari Ungaran, membaca buku ini serasa saya masih ada berasama teman-teman saya disana...hehehehehe bagaimana keadaan mereka sekarang ya, itulah yang terpikir ketika saya membaca beberapa logat yang ada dalam buku ini.

Lebih dalam saya membaca buku ini semakin penasaran dibuatnya, karena cerita yang disajikan sangat menarik dan sepertinya tidak ingin berhenti untuk membacanya sampai akhir.

Inti cerita buku ini berkisah tentang Indayati, seorang wanita asal Gunungpati, Ungaran, yang diperdaya oleh sindikat pedagang perempuan internasional. Diiming-imingi main film di bangkok, ibu muda itu bersama beberapa gadis belia, termasuk adik sepupunya yang baru berusia 16 tahun, untuk dipaksa menjadi model dan bintang film porno sekaligus pemuas nafsu lelaki hidung belang. Dia digelari "Waca Waka"-Wanita Cantik Wajah Kampung-sebutan bagi primadona bursa seks di Bangkok, Hongkong, hingga Tokyo. Dan hadirlah Petrus suaminya yang menjadi penolong untuk Indayati setelah sempat lolos dari maut akibat dikejar pembunuh bayaran, Petrus yang mantan preman kampung itu bertobat dan menyesali segala perbuatan yang telah ia perbuat kepada istri tercinta, kata orang memang penyesalan itu datangnya terakhir. dengan tekad yang kuat Petrus berusaha menebus dosanya dan mencari istrinya hingga keujung dunia sekalipun. Ternyata yang harus dihadapinya bukanlah penjahat kelas teri, melainkan kelompok bandit yang licin dan kejam. tapi tidak etis kalo saya ungkapkan semua cerita didalam buku ini karena kalo tidak membaca sendiri sepertinya anda tidak akan bisa merasakan ketegangan hingga akhir dari cerita buku ini...

Yang jelas selain membuka kenangan lama akan tempat-tempat yang menjadi settingnya, saya juga terhibur dengan kisah percintaan Indayati dan Petrus dua tokoh yang dilambangkan sebagai mimi lan mintuno, sungguh pelik, menyentuh, menegangkan, dan menginspirasi...akhir kata sungguh buku ini menjadi pengobat rindu saya akan tempat yang pernah menjadi bagian dari perjalanan hidup saya. Terima Kasih.